Cara Mengajar Matematika Agar Mudah Diterima Anak

Cara mengajar matematika agar mudah diterima peserta didik termasuk perkara yang tidak mudah. Bisa dibilang sangat sulit, rumit, ribet, dan butuh kesabaran luar biasa. Adanya persiapan mengajar matematika yang berpedoman pada KTSP dan lebih jauhnya disesuaikan dengan kurikulum matematika, bukan satu jaminan anda akan mudah membuat peserta didik paham pada matematika. Tak jarang guru matematika kemudian marah marah, emosi meledak dan khilaf mengatakan kata kata yang membuat peserti didik jadi makin alergi dengan mata pelajaran matematika. Kalau kita mau melihat ke belakang, sebenarnya tak perlu terjadi guru marah akibat anak belum mengerti apa yang telah berulangkali diajarkan. Selama ini pola pembelajaran matematika bisa dikatakan terlalu kaku, saklek, dan mirip dengan aturan militer, anak dipaksa untuk hapal rumus rumus diluar kepala tanpa pernah paham untuk apa rumus tersebut dihapalkan.

Dengar semua ya, pokoknya kalian harus hapal rumus cara menghitung luas lingkaran, kalau tidak hapal maka kalian pasti tak akan bisa mencari berapa luas lingkaran dalam soal. Mungkin kalimat itu pernah kita terima semasa sekolah dulu, namun apa yang kita peroleh setelah hapal rumusnya, apa jadi bisa menghitung luas lingkaran, kalau sudah bisa terus apa yang kita raih? Nilai tinggi, jika nilai sudah tinggi mau diapakan, apa mau dimakan atau bagaimana? Terus kenapa kemarin kita bisa sekarang telah melupakannya, bahkan banyak diantara kita ingin terbebas dari cengkeraman matematika? Itulah fakta fakta sederhana yang tak bisa dibantah, banyak orang belajar matematika karena dipaksa oleh suatu metode.

Kita memang harus mengakui kalau matematika itu teramat penting dalam hidup, sayang sekali kebanyakan dari kita malah menjauh dan menghindar kalau bertemu dengan matematika. Pelajaran matematika yang selama ini diterima umumnya hanya berkutat pada teori, sangat jarang seorang guru mengajar matematika lewat praktek langsung yang membangkitkan sisi emosi peserta didik. Matematika sebenarnya bukan produk logika, tetapi ia dihasilkan dan diciptakan oleh para ahli dengan melibatkan emosi, bukankah penemuan hukum atau rumus selalu berhubungan dengan emosi si penemunya, mengapa kok matematika kemudian diajarkan layaknya pendidikan militer dan latihan perang? Tulisan ini tak ada maksud untuk mengajari siapapun, tetapi hanya sebagai bahan masukan untuk siapa saja yang ingin mengajar matematika kepada anaknya. Kebetulan dulu kami juga pernah jadi guru matematika.Jika anda memerlukan laptop baru atau bekas (tergantung stock) supaya lebih jelas  bisa langsung lewat panggilan di nomor kami. Harga Terendah Untuk Yang Bekas 2,6 Juta